Senin, 02 Mei 2016

Akumulasi Perusahaan Jasa dan Dagang

Minggu, 17 April 2011

Perbedaan Perusahaan Jasa dan Perusahaan Dagang

Dalam akuntansi kita mengenal siklus akuntansi dari perusahaan jasa, perusahaan dagang dan perusahaan manufaktur. Sebenarnya dalam jenis siklus akuntansi ini terdapat perbedaan dalam laporan keuangannya. Baiklah saya akan membahas perbedaan antara perusahaan jasa dan perusahaan dagang terlebih dahulu. Untuk lebih mudah dipahami saya akan memberikan setiap poin perbedaan antara perusahaan jasa dan perusahaan dagang sebagai berikut;

1. Dari segi pengertian
Perusahaan Jasa (service business) merupakan perusahaan yang tidak menghasilkan barang atau produk, tetapi menghasilkan output berupa jasa.
Perusahaan Dagang (merchandising business) menjual produk kepada konsumen. Akan tetapi, perusahaan ini tidak menghasilkan barangnya sendiri, namun membelinya dari perusahaan lain (misalnya, dari perusahaan pabrikan). 


2. Dari segi contoh usaha
Perusahaan Jasa contohnya tukang jahit, perhotelan, tempat hiburan, salon dan usaha jasa lainnya yang berhubungan dengan menjual jasa kepada pelanggan.
Perusahaan Dagang contohnya Giant menjual berbagai kebutuhan sehari-hari, Gramedia yang menjual buku, Toko mainan yang menjual mainan.


3. Dari segi siklus akuntansi
Perusahaan Jasa hanya Menjual.
Perusahaan Dagang Membeli lalu Menjual kembali.



4. Dari segi Rekening
Perusahaan Jasa adanya rekening aktiva lancar (kas, piutang usaha, sediaan BHP, persekot asuransi), aktiva tetap (tanah, peralatan, akumulasi depresiasi peralatan, kendaraan, akumulasi deprisiasi kendaraan), utang lancar (utang usaha, utang gaji, utang bunga, utang pajak), utang jangka panjang (utang bank), modal (modol pemilik, setoran, prive), pendapatan jasa, biaya-biaya(biaya gaji,biaya BHP, biaya pemeliharaan, biaya listrik, biaya telepon, biaya transportasi, biaya pemasaran, biaya depresiasi peralatan, biaya depresiasi kendaraan, biaya sewa gedung, dan lain-lain)
Perusahaan dagang karena adanya aktivitas membeli dan menjual sehingga menimbulkan rekening baru jika di bandingkan dengan perusahaan jasa. Aktivitas membeli akan menimbulkan rekening seperti pembelian, ongkos angkut pembelian, retur pembelian, potongan pembelian, sediaan barang dagangan, dan kos barang terjual (harga pokok penjualan). Aktivitas menjual akan menimbulkan rekening seperti penjualan, retur penjualan dan potongan penjualan. 


5. Dari segi Metode
Perusahaan Jasa dalam perusahaan jasa terdapat dua metode yaitu metode neraca dan metode laba rugi. Metode ini digunakan dalam penyesuaian, metode neraca yaitu mencatat transaksi ke rekening aktiva, sedangkan metode laba rugi yaitu mencatat transaksi ke rekening biaya atau pendapatan.
Perusahaan Dagang menggunakan metode fisik (lebih simple) dan metode perpectual (lebih terinci) dalam system pencatatan sediaan. Metode fisik menggunakan rekening pembelian, ongkos angkut pembelian, retur pembelian dan potongan pembelian, sedangakan metode perpectual menggunakan rekening sediaan barang dagangan dan kos barang terjual.

6. Dari segi Penghitungan Laporan Laba Rugi
Perusahaan Jasa, dalam perusahaan jasa laporan laba rugi tergolong mudah karena hanya dengan rumus Pendapatan/Biaya Operasional = Laba(Rugi)
Perusahaan Dagang, dalam perusahaan dagang terhitung lebih terperinci karena disebakan adanya kos barang terjual (harga pokok penjualan). Sebelumnya kita harus mencari HPP terlebih dahulu, caranya sebagai berikut;
HPP
Sediaan barang dagangan awal                                      Rp. XXX
Pembelian                                                   Rp. XXX
Ongkos angkut pembelian                                 XXX +
Pembelian kotor                                               XXX
Retur pembelian                           Rp. XX
Potongan pembelian                            XX +         XX -     XXX +
HPP siap jual                                                                XXX
Sediaan barang dagangan akhir                                     XXX -       Rp. XXX

Rumusnya Laba Rugi;
Penjualan                                                                    Rp. XXX
HPP                                                                                  XXX -
Laba Kotor                                                                       XXX
Biaya Operasional:
-Biaya Penjualan                         Rp. XX
-Biaya Adm&Umum                            XX +                         XX -
Laba Operasional                                                       Rp. XXX
Pendapatan dan B.non Operasional                                     XX -
Laba sebelum Pajak                                                    Rp. XXX


7. Dari segi Rekening yang harus di Sesuaikan
Perusahaan Jasa, di sini rekening yang harus disesuaikan adalah rekening depresiasi, kerugian piutang, pajak penghasilan, biaya masih harus di bayar, pendapatan masih harus di terima, sediaan BHP, persekot biaya, pendapatan di terima di muka, dan sediaan barang dagangan.
Perusahaan Dagang mungkin sebagian besar hamper sama dengan perusahaan jasa tetapi dalam perusahaan dagang terdapat penyesuaian terhadap HPP.


8. Dari segi Jurnal Penutup
Tidak ada perbedaan antara perusahaan jasa dan perusahaan dagang bahwa jurnal penutup adalah menutup rekening P, B, S, Pr. Akan tetapi, jika di dalam perusahaan jasa di lakukan penyesuaian kembali setelah tutup buku maka berbeda halnya dengan perusahaan dagang yang memasukkan pos kos barang terjual ke proses tutup buku yaitu dengan cara menggantikan rekening kos barang terjual dengan rekening R/L.

Persamaan Dasar Akuntansi

Persamaan Dasar Akuntansi

Neraca merupakan suatu daftar yang menggambarkan aktiva (harta kekayaan), Utang dan Modal pemilik pada saat tertentu. Dalam Neraca ini selalu menunjukkan adanya keseimbangan antara sisi Debit dengan sisi Kredit. Keseimbangan ini selanjutnya disebut dengan persamaan dasar akuntansi (accounting equation).


Pengertian Persamaan Dasar Akuntansi

Persamaan dasar akuntansi adalah rumus dasar tentang akuntansi yang secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut :


H = Harta, yaitu semua milik (Kekayaan) dari suatu perusahaan.
U = Utang, yaitu kewajiban perusahaan terhadap pihak lain.
M = Modal, yaitu hak pemilik perusahaan.              

Rumus lain :


B = Biaya, pengorbanan untuk memperoleh penghasilan
P = Pendapatan, adalah bertambahnya aktiva perusahaan.

Harta bersaldo normal di debet (bertambah) dan jika di kredit berkurang, sedangkan pendapatan bersaldo normal di kredit (bertambah) dan jika di debet berkurang, biaya mengurangi modal sedangkan pendapatan menambah modal.  


Harta (assets):
Merupakan sumberdaya yang dimiliki oleh perusahaan yang akan memberikan nilai ekonomis pada masa yang akan datang.

Contoh :
  • Harta (assets):
  • Kas (cash)
  • Piutang usaha (account receivable)
  • Piutang wesel (notes receivable)
  • Perlengkapan (supplies)
  • Beban beban dibayar dimuka (prepaid expenses)
  • Tanah (land)
  • Gedung (building)
  • Peralatan (equipment)
  • Mesin (machine)



Utang (liabilitiy)
Merupakan hak (klaim) terhadap harta dari pihak selain pemilik.
Contoh :
  • Utang usaha (accounts payable)
  • Utang wesel (notes payable)
  • Utang gaji (salary payable)
  • Utang bunga (interest payable)
  • Utang sewa (rent payable)
  • Utang pajak (tax payable)
  • Utang Obligasi (bonds payable)
  • Utang sewa guna usaha (lease obligation)
  • Dll.



Modal (owners equity)
Merupakan sisa hak terhadap harta (SD) suatu perusahaan setelah dikurangi dengan pihak ketiga (liability). Dipengaruhi oleh:
  • Revenues
  • Expenses
  • Investment
  • Prive/ drawing/ withdrawal

gambar persamaan dasar akuntansi


Dokumen Sumber Pencatatan, Persamaan Dasar Akuntansi



Setiap transaksi yang terjadi di perusahaan memerlukan pencatatan. Dalam proses pencatatan ini memerlukan dokumen atau bukti terjadinya transaksi agar pencatatan mampu menunjukkan kejadian yang sebenar-benarnya. Berdasarkan bukti transaksi tersebut harus dicermati agar tidak terjadi kesalahan atau penyelewengan atas kekayaan perusahaan. Adapun fungsi dari bukti transaksi tersebut adalah sebagai berikut.

1. Memastikan keabsahan transaksi yang terjadi.

2. Sebagai rujukan atau dokumen atas peninjauan kembali transaksi (bukti) jika terjadi permasalahan di kemudian hari.

Beberapa bukti transaksi yang biasanya terjadi di suatu perusahaan yang digunakan sebagai dokumen sumber pencatatan antara lain :

1. Kuitansi atau bukti penerimaan kas, merupakan dokumen surat tanda penerimaan uang yang ditandatangani oleh penerimaan uang dan diberikan kepada yang membayar uang tersebut. Bagian kanan dari lembar kuitansi diberikan kepada pihak yang membayar dan bagian kiri digunakan sebagai arsip bagi penerima uang.

2. Faktur, adalah bukti pembelian atau penjualan yang dilakukan secara kredit. Bukti transaksi pembelian biasanya disebut faktur pembelian demikian pula bukti transaksi penjualan dinamakan faktur penjualan.

3. Cek, adalah surat perintah tertulis dari pemegang rekening kepada bank untuk membayar sejumlah uang tertentu pada orang yang namanya tertulis pada surat cek tersebut. Cek diterbitkan oleh suatu bank, dan diberikan kepada nasabahnya yang mempunyai simpanan dalam jumlah tertentu di bank tersebut. Jika pengeluaran uang dilakukan dengan cek maka strook yang tertinggal dalam buku cek dapat digunakan sebagai bukti transaksi.

4. Bilyet giro, pemilik rekening giro selain menggunakan cek dapat juga menggunakan bilyet giro sebagai alat pembayaran. Bilyet giro merupakan surat perintah dari nasabah suatu bank yang bersangkutan untuk memindahbukukan sejumlah uang dari rekeningnya kedalam rekening pihak yang namanya tertulis pada bilyet giro pada bank yang sama atau bank lain. Dengan demikian penerima bilyet giro tidak dapat menerima dalam bentuk uang.



Pengaruh Transaksi Keuangan terhadap Persamaan Dasar Akuntansi



Setiap transaksi keuangan akan memengaruhi posisi keuangan perusahaan, dengan adanya transaksi dapat memengaruhi pada kelompok aktiva saja atau bisa juga memengaruhi pasiva saja atau bahkan memengaruhi aktiva dan pasiva secara bersamaan. Artinya setiap perubahan akan menunjukkan perubahan secara berpasangan baik antara harta dengan harta, antara harta dengan utang atau antara harta dengan modal, oleh karena itu pencatatannya dinamakan sistem akuntansi  berpasangan (double entry accounting system).
Berdasarkan pada bukti transaksi tersebut dicatat dalam persamaan dasar sebagaimana contoh berikut :
Tn. Wahyu bertempat tinggal di Yogyakarta, pada bulan September 2006 membuka usaha fotokopi yang diberi nama Fotokopi “Cepat”. Pencatatan atas pendapatan jasa dilakukan seminggu sekali yaitu tanggal 9, 16, 23 dan 30 September 2006 (setiap akhir pekan). Adapun transaksi yang terjadi saat memulai usaha adalah:
Tanggal 1 September 2006
Tn. Wahyu pemilik sekaligus
pengelola  perusahaan Fotokopi “Cepat”
menyerahkan uang pribadinya sebesar
Rp120.000.000,00 sebagai modal usaha. Pada
tanggal ini pula dibayar uang sewa kios kepada
Tn. Salimi  sebesar Rp3.600.000,00 untuk masa
sewa satu tahun.
Berdasarkan bukti transaksi, maka perusahaan akan mencatatnya dalam persamaan dasar berikut ini:
persamaan dasar akuntansi
Tanggal 2 September 2006
dibeli dengan tunai 5 unit mesin
fotokopi @ Rp15.000.000,00 dari Toko Eropa.
persamaan dasar akuntansi
Transaksi terus terjadi dan setiap hari dicatat dalam persamaan dasar, setiap terjadi transaksi harus dihitung saldonya sehingga setiap saat dapat diketahui posisi keuangan perusahaan.
Tanggal 3 September 2006
dibeli kredit 50 rem kertas HVS
ukuran folio @ Rp25.000.00 dan 25 rem kertas
HVS ukuran kwarto @ Rp23.000,00 serta 10
kantong tinta fotokopi @ Rp70.000,00 di Toko
Mitra.
Tanggal 9 September 2006
dicatat penerimaan uang
sebesar Rp3.000.000 dari pelanggan sebagai
pembayaran atas pekerjaan foto kopi dan jilid
pada minggu pertama.
Tanggal 10 September 2006
dikembalikan kepada Toko
Mitra 5 rem kertas HVS ukuran folio
dikarenakan rusak.
Tanggal 11 September 2006
Tn. Adili pegawai bagian servis
fotokopi meminta uang di kasir sebesar
Rp200.000,00 untuk membeli kertas sampul
sebanyak 50 lembar.
Tanggal 15 September 2006
dicatat penerimaan uang
sebesar Rp1.600.000,00 dari pelanggan sebagai
ongkos fotokopi pada minggu kedua.
Tanggal 17 September 2006
dibayar kepada Toko Mitra
uang sebesar Rp1.400.000,00 sebagai pembayaran
atas pembelian tanggal 3 September 2006.
Tanggal 18 September 2006
dibeli tunai 50 rem kertas HVS
ukuran folio @ Rp25.000,00 dan 25 rem kertas
HVS ukuran kwarto @ Rp23.000,00 serta 10
kantong tinta fotokopi @ Rp70.000,00 di Toko
Mitra.
Tanggal 20 September 2006
dibayar listrik dan telepon
untuk bulan September masing-masing senilai
Rp475.000,00 dan Rp400.000,00.
Tanggal 23 September 2006
diterima uang hasil fotokopi dan
jilid dari Toko Sukses senilai Rp11.252.000,00
Tanggal 24 September 2006
dibayar beban iklan untuk
bulan September senilai Rp500.000,00.
Tanggal 29 September 2006
telah diselesaikan dan
diserahkan pekerjaan fotokopi dan jilid sebesar
Rp11.700.000,00 diterima pembayaran sebesar
Rp9.750.000,00 dan diterima bulan depan
senilai Rp1.950.000,00.
Tanggal 30 September 2006
dibayar gaji karyawan sebesar
Rp7.500.000,00.
Pada akhir bulan yang belum dibukukan (sebagai data penyesuaian) terdiri atas sebagai berikut :
a. Beban depresiasi mesin fotokopi diperhitungkan dengan menggunakan metode garis lurus tanpa nilai sisa untuk masa manfaat 10 tahun, depresiasi tiap bulan. Rp 75.000.000 / 10 x 12  bulan = Rp625.000, oleh karena itu beban depresiasi untuk bulan September 2006 sebesar
Rp625.000.
b. Beban sewa ruangan untuk bulan September 2006 Rp300.000,00
c. Perlengkapan fotokopi (kertas, tinta dan lain-lain) yang masih ada di gudang Rp1.425.000,00
Berdasarkan transaksi tersebut, dapat dicatat dalam persamaan dasar akuntansi selama periode waktu satu bulan sebagai berikut :
persamaan dasar akuntansi